Thursday, October 16, 2014

asal kata minangkabau


ASAL-USUL NAMA MINANGKABAU


Orang minangkabau atau minang adalah kumpulan etnik nusabtara yang berbahasa dan menjujung adat minangkabau wilayah penganut kebudayaan ini meliputi sumatera barat, separuh darat riau bahagian selatan sumatera utara , barat daya aceh dan juga nergri Sembilan di Malaysia dan juga brunei
Ada beberapa pendapat mengenai asal-muasal nama minang kabau diantranya

MINANGA TAMWAN

Prof.Dr.Poerbatjaraka  mengatakan bahwa nama Minangkabau berasal dari kata dalam bahasa Sangsekerta yaitu Minanga Tamwan. Kata-kata ini terdapat dalam Prasasti Kedukan Bukit  .

Prasasti Kedukan Bukit adalah prasasti yang menceritakan tentang kisah perluasan wilayah Minanga Tamwan. Yaitu perluasan wilayah yang bermula dari kemenangan utusan Raja Minanga Tamwan yang dipimpin Datuk Cribijaya (Dt.Sibijayo, Panglima Perang Minanga Tamwan) melawan Bajak Laut yang banyak meresahkan masyarakat di sekitar Sungai Palembang (Sungai Musi) sekarang.

Dalam prasasti ini disebutkan ,

Swasti, Cri Cakawarsatita 605 ekudaci cu-
KlapaksawulanWaicakhaDapuntaHyangnaik di
samwaumengalapsiddhayatrasisaptamicuklapaksa
wulanJyesthaDapuntaHyangmarlapasdariMinanga
Tamwanmamawa yang waladualaksadangankoca
duaratuscara di samwaudanganjalansariwu
tluratussapuluduawanyaknyadatang di mukhaUoano
sukhacitta di pancamicuklapaksawulanasada
laghumuditadatangmarwuatwanua
Criwijayajayasiddhayatrasubniksa
Terjemahannya

Selamat, bahagia, Sukses Tahun saka berlalu 406 hari kesebelas
Paro Tarang bulan Waisaka dapuntah yang naik diperahu melakukan perjalanan pada hari ketujuh paroh terang bulan jesta Dapuntah yang berangkat dari Minanga Tamwan membawa bala tentara dua laksa dengan perbekalan Dua ratus koli diperahu denganberjalanseribu
Tiga ratus dua belas banyaknya. Datang di mukhaupang Suka cita di hari kelima paruh terang bulan asada lega gembira datang membuat wanua Perjalanan jaya Sriwijaya berlangsung sempurna (membawakemakmuran)…..


Semua ini dituangkan Prof.Dr.Poerbacaraka dalam bukunya Riwayat Indonesia I. Hanya saja di manakah letak daerah Minanga Tamwan itu, hingga saat ini masih menjadi perdebatan. Menurut keterengan Prof.Dr.Poerbacaraka yang disebut Minanga Tamwan itu adalah daerah yang terletak di antara dua Sungai Besar yang bertemu.

Sebagian ahli ada yang menduga bahwa dua sungai besar itu adalah Kampar Kiri dan Kampar Kanan. Namun bila yang dimaksud adalah Sungai Kampar Kiri dan Kam¬par Kanan, maka kemungkinan besar daerah tersebut ada di sekitar Muara Takus.

MANANG KABWA

Mpu Prapanca dalam NegaraKertagama (1386 Masehi)

menuliskan dalam Pupuh XIII bahwa negara bawahan Majapahit di antaranya
Lwir ning nusa pranusa pramuka sakahawat ksni Malayu ning Jambi mwang Palembangkaritang  i Teba  len Dharmmacraya  tumut Kandis Kahwas Manangkabwa ri Si yak i Rekan Kampar mwang Pane Kampe Hars atahwe Mandahiling  i Tumihang  Parllak  mwang i Barat

artinya

Aspek pulau segala macam: yang utama adalah yang milik negeri Malayu: yaitu Jambi dan Palembang, Karitang, Teba, di sisi lain Dharmashraya bersama mereka, Kandis, Kahwas,Manangkabwa, Siyak, Rekan , Kampar dan Pane, Kampe, Haru, dan Mandahiling juga,Tumihang, parlak dan Barat.

Empat abad sesudah itu pangeran Wangsakerta pada tahun 1682 masehi, di kesultanan Cirebon, mengkoordinasi sebuah panitia terdiri dari para tokoh bebagai agama dan berbagai negeri di Nusantara untuk menuliskan naskah Carita Parahyangan yang meliputi naskah Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara  Dalam naskah itu beliau menuliskan bahwa pada zaman kejayaan Kediri (1042 – 1222.) pra Majapahit, Minangkabwa berada sebagai negara bawahan Sriwijaya. (transliterasi teks dan terjemahan oleh Mamat Ruhimat, S.S. adalah sebagai berikut

/32/ i bhumi nusantara bang wétan/pantara ning kacakrawartyanrājya çriwijaya/athawa rājya-rā-5 jyékang ri séwaka rirājya çriwijaya yatiku/
tringgano/ pahang/langkasuka/ kalantan jelutung/ sémwang/ ta-10 mralingga/ ghrahi/ palémbang/
lamuri/ jambi/ dharmmaçraya/kandis kahwasbatak/ minangkabwa/ri siyak ro-15 kan1 kampar/ pané/kāmpéharw athawamandahiling/ tumihang/parllāk mwang ibarat lwas samu-20 dra/ mwang i lamuri/ batanlampung/ baruskumwa juga jawa/33/ kulwan i bhumi sunda yatikumandala hanéng bang kulwani cimanuk nadi/ athawasawétan ing cita-5 rum nadi mangulwan///
terjemahannya

32/ di Bumi Nusantara sebelahtimur. Di antara kekuasaan Kerajaan Sriwijaya atau kerajaan-kerajaan 5 yang takluk kepada Kerajaan Sriwijaya adalah Tringgano, Pahang, Langkasuka, Kalantan,Jelutung, Semwang, Ta-10 mralingga, Ghrahi, Palembang,Lamuri, Jambi, Dharmasraya,Kandis, Kahwas,Batak, Minangkabwa,Siyak, Ro-15 kan, Kampar, Pane,
Kampeharw atau Mandahiling, Tumihang,Parllak, dan dibarat Lwas Samu-
20 dra, dan di Lamuri, Batan,Lampung, Barus,termsuk juga Jawa
/33/ Barat di Bumi Sunda yaitudaerah yang berada di sebelah barat Sungai Cimanuk, atau
di sebelah timur Sungai Citarum 5 ke sebelah barat.
Ini adalah bagian dari hasil perjanjian damai antara Sriwijaya dan Kediri atas anjuran raja Cina yang dilangsungkan di Sundapura di Bumi Jawa Barat. Serta yang menjadi saksinya dari beberapa negeri yaitu utusan dari Kerajaan Cina, utusan Kerajaan Yawana, Utusan Kerajaan Syangka, utusan Kerajaan Singhala, utusan Kerajaan Campa, utusan Kerajaan Ghaudi, dan beberapa utusan kerajaan
dari Bumi Bharata

MENANG KERBAU

dikisahkan bahwa

Ratu Majapahit mengerah Perdana Menteri , Patih Gajah Mada menakluk semua negara jiran , tunduk dan membayar upeti ke Majapahit. Kerajaan pariangan  enggan berbuat demikian
Akhirnya dibuat suatu kompetisi adu kerbau
Ratu Majapahit mau adu kerbau dengan kerbau Pariangan dengan pertaruhan ‘ Jika kerbau Majapahit kalah orang Jawa akan memakai kain cara perempuan. Sebaliknya jika kerbau Pariangan kalah , kerajaan Pariangan takluk di bawah Majapahit’.
Datuak prapatiah nan sabatang dan Datu Ketumanggungan dengan akal yang cerdik menggunakan  menewaskan kerbau Majapahit dalam adu  kerbau itu. Mereka mengadu anak kerbau kecil yang lapar susu berhari-hari lamanya. Dan dibuatkan tanduk dari besi untuk anak kerbau tersebut dan ketika kompetisi dimulai anak kerbau tersebut mengira bahwa kerbau yang dibawa orang majapahit tersebut adalah induknya dan dengan seketika anak kerbau tadi lari menuju kerbau tadi dan langsung mencari putting kerbau tadi untuk menyusui akibatnya berut kerbau majapahit tadi tertikam berkali kali oleh tanduk besi kerbau kecil tersebut karena kerbau kecil tersebut sedang menyusui dan menyeruduk perut kerbau besarnya dan perut kerbau besar tersebut terburai keluar akibat sudukan tadi.
Kerajaan Pariangan ditukar nama menjadi Minangkabau yang bermaksud ‘menang laga kerbau’.

PINANG KHABU

Prof. Herman Neubronner Van der Tuuk , seorang profesor kebangsaan Belanda mengatakan bahwa Minangkabau merupakan Pinang Khabu. Yaitu tanah pangkal, tanah asal atau tanah leluhur.. Pendapat ini dikuatkan pula oleh pernyataan Thomas Stanford Raffles, seorang ahli kebangsaan Inggris yang pernah menjabat Gubernur Jenderal Inggris di Indonesia pada tahun 1811 hingga 1818.

Pernyatan ini tertuang di dalam keterangannya setelah melakukan penjelajahan ke berbagai pelosok nagari dan hutan-hutan di wilayah Sumatera Tengah. Dalam sebuah catatannya Raffles menyatakan bahwa : “Di sini kita menemukan bekas-bekas suatu kerajaan besar (Minangkabau) yang namanya hampir-hampir tidak kita kenal sama sekali, tetapi sangat nyata merupakan tempat asal bangsa-bangsa Melayu yang bertebaran di Kepulauan Nusantara.”

Pernyataan bahwa Minangkabau merupakan tanah asal ini didukung pula oleh banyak data dan fakta. Apalagi semua suku bangsa Melayu menurut sejarah memang berasal dari Minangkabau. Seperti Melayu Riau, Jambi, Deli, Aceh, Palembang, Melayu Semenanjung, Kalimantan, dan Bugis. Bahkan Suku Kubu, Sakai, Talang Mamak, Suku Anak Laut di Selat Malaka, dll, mengaku berasal dari Minangkabau.

Bukti lain tentang hal ini misalnya seperti pengakuan yang terpahat menjadi prasasti di makam Seri Sultan Tajuddin di Brunai yang antara lain berbunyi sebagai berikut :

 photo M2Lrhm_zps0d007c68.jpg 



























“…. Maka Seri Sultan Tajuddin memerintahkan kepada Tuan Haji Khatib Abdul Latif supaya menerangkan silsilah ini agar diketahui anak cucu, raja yang mempunyai tahta kerajaan di Negara Brunai Darussalam turun-temurun yang meng¬ambil pusaka nobat negara dan genta alamat dari negeri Johor Kamalul Maqam, yang mengambil pusaka nobat negara dan alamat dari Minangkabau nagari Andalas….”

Parasasti ini menggambarkan bahwa orang-orang Melayu yang berada di Semenanjung Malaysia sekarang juga berasal dari Minangkabau. Misalnya seperti yang di Johor, Selangor, Malaka, Pahang, dll. Bahkan sampai ke generasi yang paling akhir, yaitu yang kemudian menghuni Negeri IX. Menurut sejarah, umumnya mereka ini menyeberang Selat Malaka setelah melewati aliran Batang Rokan dan Batang Kampar.

MENON COBOS

Menurut Prof.Dr.Muhamad Hussein Nainar, seorang guru besar di Universitas Madras. Menurutnya kata Minangkabau berasal dari kata Menon Cobos. Menon Cobos artinya adalah tanah mulia atau tanah murni. Dianggap sebagai tanah murni atau tanah mulia karena daerah ini juga dianggap sebagai tempat asal para leluhur orang-orang Melayu.

BINANGA KANVAR

Menurut Prof.Sutan Muhammad Zain kata Minangkabau berasal dari Binanga Kanvar. Binanga Kanvar artinya adalah muara Sungai Kampar. Menurutnya di Muara Sungai Kampar inilah bermulanya kerajaan Minangkabau.

Pendapat lain yang senada dengan Prof.Sutan Muhammad Zain adalah pernyataan seorang kebangsaan Cina yang bernama Chan Yu Kua. Pernyataan ini ia tuliskan di dalam catatan perjalanannya. Di dalam catatan itu ia menerangkan bahwa sewaktu ia pernah datang ke Muara Kampar pada abad ke 13. Dijelaskannya bahwa di Muara Kampar itu didapatinya sebuah bandar dagang yang paling ramai di pusat Pulau Sumatera.

Catatan ini mengingatkan kita pada catatan serupa dari pendahulunya, I-Tsing beberapa abad sebelumnya.

MINA KAMBWA

Yulfian Azrial, 2011 melihat bahwa kata Minangkabau juga bisa berasal dari istilah dalam bahasa Sanskerta, yaitu kata Mina Kambwa. Mina Kabwa artinya negeri Pilar Naga atau negeri Pilar Langit yang terdiri dari deretan Gunung Berapi.

Dari segi etimologi, kata mina dalam Bahasa Sanskerta berarti Naga. Dalam kisah-kisah Hindu Kuno, istilah Mina atau Naga sering digambarkan sebagai simbol dari gugusan gunung berapi yang terdapat di pegunungan Bukit Barisan sekarang. Sedangkan Kambwa atau Skambwa berati pilar atau semacam tiang penyangga langit. Jadi Mina Kambwa artinya tiang atau pilar penyangga langit yang terdiri dari gugusan gunung berapi.

Istilah Mina Kambwa ini sering disebut dalam mandala-mandala Hindu. Dalam mandala-mandala Hindu seperti dalam Shri Yantra dan Kalachakra Mandala, deretan gunung merapi di gugusan pegunungan bukit barisan ini sering disebut sebagai Gunung Meru atau Gunung Suci sorga. Gunung yang terbesar dan tertinggi disebut Gunung Mahameru yang sering dilambangkan dengan piramida besar. Gunung ini oleh sebagian besar ahli diduga adalah Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 11.600 SM.


itulah beberapa pendapat mengenai asal mula minangkabau semoga dengan membaca artikel ini dapat menambah wawasan kita tentang minangkabau.

No comments: